Menyalurkan Energy pada Kegiatan yang Positif
Saat ini saya sering mengalami
kebingungan terhadap minat saya yang semakin hari semakin berkembang ke
berbagai arah. Kemaren sempat saya menyalurkan energy saya pada keinginan di
waktu saya masih usia sekolah dasar, waktu itu ingin sekali saya memiliki sebuah
mobil mainan dengan penggerak mesin dan dikendalikan dengan sebuah remote
control. Tetapi karena keterbatasan
kemampuan ekomomi orang tua saya saya hanya memendam keinginan saya dalam hati.
Saya mengetahui orang tua saya sudah berusaha sekuat tenaga mereka untuk
membiayai sekolah saya dan seorang kakak saya, dan berusaha agar saya dan kakak
saya tidak terlihat ketinggalan dengan teman-teman kami. Tak lupa saya
menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua saya
sehingga saya menjadi seperti ini dan saya sadar tidak akan pernah dapat
membalas jasa maupun materi yang telah diberikan orang tua saya kepada saya.
Kembali pada benang merah, saya
sebenarnya ingin membagi pengalaman saya
kepada pembaca blog saya ini. Saya
berusaha sekuat tenaga menghindari ,hal-hal yang bersifat negative. Saya
mencoba mengikuti inspirasi saya. Saat ini saya kembali , membuat langkah yang termasuk berani, saya memutuskan
membeli sebuah senapan angin baru dengan
harga yang paling murah (pada toko senapan angin yang saya kunjungi). Alasan
saya membeli senapan angin adalah mengendalikan populasi tikus di rumah saya
yang saat ini sudah sangat berkurang predator alaminya. Manusia sudah semakin
merusak alam, sehingga terganggunya keseimbangan mata rantai alami yang terjadi
disekitar kita. Contoh yang sangat signifikan yang saya alami dimana banyak
sekali tikus disekitar rumah saya, dikarenakan predator alami seperti kucing
hutan, burung hantu, ular yang biasanya berburu tikus sudah sangat berkurang,
di tempat saya kurang baik untuk memelihara kucing sebagai predator karena
rumah saya berada di pinngir jalan raya yang notabene banyak sekali truk
pengankut pasir dan bus pariwisata melintas yang mencancam keselamatan kucing
yang saya pelihara dan juga pengendara sepeda motor yang kaget karena kucing
menyeberang di jalan raya(saya juga sering mengalaminya).
Sudah seminggu saya membeli senapan
angin yang setiap malam saya menyempatkan untuk melihat dapur saya untuk
berburu tikus, sedangkan siang harinya saya gunakan untuk belajar menembak.
Tikus yang hampir setiap malam saya lihat sudah beberapa hari ini jarang
terlihat, padahal saya belum menembak tikus sama sekali. Apakah tikus takut
dengan saya yang setiap malam memegang senapan angin setiap ke dapur?!?! (GR kale).
Kemudian saya juga introspeksi penataan tempat disekitar dapur saya, saya
melihat beberapa penyimpanan kayu yang rupanya menjadi tempat persembunyian
tikus.
Jadi sekarang secara tidak langsung
menjadi hobby menembak, walaupun menembak hanya sasaran diam (target dari
kertas dengan lingkaran seperti pada kejuaraan menembak). Kalau ada waktu saya
gunakan untuk menembak target, terutama sekarang di malam hari, karena sasaran
utama saya yaitu tikus sering muncul di malam hari. Saya menggunakan teknologi
yang sudah dikembangkan untuk sniper modern berupa reddot laser pointer yang
sangat membantu saya belajar menembak di malam hari.
Sambil mensinergikan senapan angin,
saya merasakan kelemahan-kelamahan senapan angin dengan harga murah(hanya 1/3
harga dari senapan yang sudah standart). Saya tidak menyarankan pembaca untuk
membeli senapan seperti yang saya pakai karena banyak sekali kelemahan dan saya
kira belum bisa digunakan untuk menembak jarak lebih dari 10 meter. Apalagi
anda menggunakan untuk berburu hama seperti tikus dan tupai di kebun. Tetapi
untuk jarak kurang dari 10 meter sudah memenuhi akurasinya.
Banyak sekali pabrik pembuatan
senapan angin lokal yang ada di
Indonesia, dan tidak semuanya mengutamakan akurasi tinggi dalam produksinya,
kadang mereka hanya menekan ongkos produksinya agar lebih laku dipasaran. Untuk
mereka yang memakai merk dari luar biasanya kurang berani menaikkan mutu
sehingga harga jualnya tinggi, akan tetapi berbeda dengan mereka yang
memakai merk sendiri, mereka berusaha
untuk menjaga kualitas produksi mereka walupun harga jualnya tidak serendah
dengan mereka yang memproduksi masal.
Untuk senapan angin merk luar
tersedia dengan harga diatas satu juta rupiah, kalau yang standart pasti harganya
diatas lima juta rupiah, produsen luar negeri menjamin mutu tetapi tidak begitu
memikirkan harga jual karena pendapatan perkapita ditempat mereka memproduksi
tinggi dan harga dianggap sesuatu yang wajar dengan kualitas yang mereka
berikan. Produsen dari Asia ada merk Sharp, SamYang dan masih banyak lagi. Senapan
mereka dijual diatas harga satu juta untuk jenis multi pump dan lebih mahal
lagi untuk yang jenis PCP.
Ada beberapa jenis senapan angin
menurut pengisian tekanan tabung,
Jenis pertama yang sangat lazim kita
temui yaitu multipump,yaitu pompa tangan yang dapat disesuaikan kecepatan dan
kekuatan melontarkan mimis dengan memompa antara 3kali sampai 15 kali dengan
sekali tembak.
Jenis yang kedua yaitu jenis gejluk,
dipompa dengan menginjak pijakan pompa, memompa antara 100kali sampai 1000
kali, dapat ditembakkan antara 1 kali sampai 10 kali.
Jenis yang ketiga adalah PCP, atau system
pengisian angin yang menyalurkan angin bertekanan antara 2000 sampai 3000 psi
untuk beberapa kali tembakan.
Jenis keempat adalah jenis per, yaitu sekali menerik
per(kokang) untuk sekali tembak.
Daripada yang membaca tulisan saya
ini semakin jenuh, maka Kesimpulan dari tulisan saya ini adalah jangan
terburu-buru untuk melakukan sesuatu hal yang menjadi keinginan kita agar kita
dapat berpikir jernih dan dapat menabung agar kita tidak rugi dengan membeli
barang murah yang kualitasnya belum terjamin. Jangan melakukan kegiatan yang
sekiranya belum tentu bermanfaat bagi kita. Berpikirlah lebih bijak dan jangan
seperti penulis yang terlalu tergesa-gesa dalam memutuskan sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar