Minggu, 24 Agustus 2014


Menyalurkan Energy pada Kegiatan yang Positif


Saat ini saya sering mengalami kebingungan terhadap minat saya yang semakin hari semakin berkembang ke berbagai arah. Kemaren sempat saya menyalurkan energy saya pada keinginan di waktu saya masih usia sekolah dasar, waktu itu ingin sekali saya memiliki sebuah mobil mainan dengan penggerak mesin dan dikendalikan dengan sebuah remote control.  Tetapi karena keterbatasan kemampuan ekomomi orang tua saya saya hanya memendam keinginan saya dalam hati. Saya mengetahui orang tua saya sudah berusaha sekuat tenaga mereka untuk membiayai sekolah saya dan seorang kakak saya, dan berusaha agar saya dan kakak saya tidak terlihat ketinggalan dengan teman-teman kami. Tak lupa saya menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua saya sehingga saya menjadi seperti ini dan saya sadar tidak akan pernah dapat membalas jasa maupun materi yang telah diberikan orang tua saya kepada saya.
Kembali pada benang merah, saya sebenarnya ingin membagi  pengalaman saya kepada pembaca blog saya ini.  Saya berusaha sekuat tenaga menghindari ,hal-hal yang bersifat negative. Saya mencoba mengikuti inspirasi saya. Saat ini saya kembali , membuat  langkah yang termasuk berani, saya memutuskan membeli sebuah  senapan angin baru dengan harga yang paling murah (pada toko senapan angin yang saya kunjungi). Alasan saya membeli senapan angin adalah mengendalikan populasi tikus di rumah saya yang saat ini sudah sangat berkurang predator alaminya. Manusia sudah semakin merusak alam, sehingga terganggunya keseimbangan mata rantai alami yang terjadi disekitar kita. Contoh yang sangat signifikan yang saya alami dimana banyak sekali tikus disekitar rumah saya, dikarenakan predator alami seperti kucing hutan, burung hantu, ular yang biasanya berburu tikus sudah sangat berkurang, di tempat saya kurang baik untuk memelihara kucing sebagai predator karena rumah saya berada di pinngir jalan raya yang notabene banyak sekali truk pengankut pasir dan bus pariwisata melintas yang mencancam keselamatan kucing yang saya pelihara dan juga pengendara sepeda motor yang kaget karena kucing menyeberang di jalan raya(saya juga sering mengalaminya).
Sudah seminggu saya membeli senapan angin yang setiap malam saya menyempatkan untuk melihat dapur saya untuk berburu tikus, sedangkan siang harinya saya gunakan untuk belajar menembak. Tikus yang hampir setiap malam saya lihat sudah beberapa hari ini jarang terlihat, padahal saya belum menembak tikus sama sekali. Apakah tikus takut dengan saya yang setiap malam memegang senapan angin setiap ke dapur?!?! (GR kale). Kemudian saya juga introspeksi penataan tempat disekitar dapur saya, saya melihat beberapa penyimpanan kayu yang rupanya menjadi tempat persembunyian tikus.
Jadi sekarang secara tidak langsung menjadi hobby menembak, walaupun menembak hanya sasaran diam (target dari kertas dengan lingkaran seperti pada kejuaraan menembak). Kalau ada waktu saya gunakan untuk menembak target, terutama sekarang di malam hari, karena sasaran utama saya yaitu tikus sering muncul di malam hari. Saya menggunakan teknologi yang sudah dikembangkan untuk sniper modern berupa reddot laser pointer yang sangat membantu saya belajar menembak di malam hari.
Sambil mensinergikan senapan angin, saya merasakan kelemahan-kelamahan senapan angin dengan harga murah(hanya 1/3 harga dari senapan yang sudah standart). Saya tidak menyarankan pembaca untuk membeli senapan seperti yang saya pakai karena banyak sekali kelemahan dan saya kira belum bisa digunakan untuk menembak jarak lebih dari 10 meter. Apalagi anda menggunakan untuk berburu hama seperti tikus dan tupai di kebun. Tetapi untuk jarak kurang dari 10 meter sudah memenuhi akurasinya.
Banyak sekali pabrik pembuatan senapan  angin lokal yang ada di Indonesia, dan tidak semuanya mengutamakan akurasi tinggi dalam produksinya, kadang mereka hanya menekan ongkos produksinya agar lebih laku dipasaran. Untuk mereka yang memakai merk dari luar biasanya kurang berani menaikkan mutu sehingga harga jualnya tinggi, akan tetapi berbeda dengan mereka yang memakai  merk sendiri, mereka berusaha untuk menjaga kualitas produksi mereka walupun harga jualnya tidak serendah dengan mereka yang memproduksi masal.
Untuk senapan angin merk luar tersedia dengan harga diatas satu juta rupiah, kalau yang standart pasti harganya diatas lima juta rupiah, produsen luar negeri menjamin mutu tetapi tidak begitu memikirkan harga jual karena pendapatan perkapita ditempat mereka memproduksi tinggi dan harga dianggap sesuatu yang wajar dengan kualitas yang mereka berikan. Produsen dari Asia ada merk Sharp, SamYang dan masih banyak lagi. Senapan mereka dijual diatas harga satu juta untuk jenis multi pump dan lebih mahal lagi untuk yang jenis PCP.
Ada beberapa jenis senapan angin menurut pengisian tekanan tabung,
Jenis pertama yang sangat lazim kita temui yaitu multipump,yaitu pompa tangan yang dapat disesuaikan kecepatan dan kekuatan melontarkan mimis dengan memompa antara 3kali sampai 15 kali dengan sekali tembak.
Jenis yang kedua yaitu jenis gejluk, dipompa dengan menginjak pijakan pompa, memompa antara 100kali sampai 1000 kali, dapat ditembakkan antara 1 kali sampai 10 kali.
Jenis yang ketiga adalah PCP, atau system pengisian angin yang menyalurkan angin bertekanan antara 2000 sampai 3000 psi untuk beberapa kali tembakan.
Jenis  keempat adalah jenis per, yaitu sekali menerik per(kokang) untuk sekali tembak.

Daripada yang membaca tulisan saya ini semakin jenuh, maka Kesimpulan dari tulisan saya ini adalah jangan terburu-buru untuk melakukan sesuatu hal yang menjadi keinginan kita agar kita dapat berpikir jernih dan dapat menabung agar kita tidak rugi dengan membeli barang murah yang kualitasnya belum terjamin. Jangan melakukan kegiatan yang sekiranya belum tentu bermanfaat bagi kita. Berpikirlah lebih bijak dan jangan seperti penulis yang terlalu tergesa-gesa dalam memutuskan sesuatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar